Prototipe Software

Apakah Anda menyukai Artikel ini?
Share
Apakah Anda ingin berbagi Artikel ini?

Prototipe Software

P
embuatan Prototipe dari model kerja merupakan salah satu aspek dalam sistem proyek. Digunakan untuk membangun dan  melakukan test secara cepat dan murah.

Prototipe dapat diklasifikasikan menjadi Throw Away, Evolutionary atau Incremental.





> Throw Away Prototypes. Disini prototipe digunakan untuk melakukan test pada beberapa ide yang diinginkan dan tidak dipakai jika sudah dimulai.prototipe dapat dibangun menggunakan lingkungan software yang berbeda. Misal 4GL dengan  3GL dimana efisiensi mesin menjadi sangat penting) atau beberapa platform perangkat keras yang berbeda.
> Evolutionary Prototypes. Prototype dibangun dan dimodifikasi sampai tahap menjadi sistem yang beroperasi. Dalam tahap ini standar yang digunakan untuk membangun software harus dipertimbangkan.
> Incremental  Prototypes. Bisa juga tidak disebut dengan prototipe. Sistem operasi yang dibangun dan diimplementasikan dalam stage kecil dan feedback yang dihasilkan dari tahap sebelumnya berpengaruh pada pembangunan pada tahap berikutnya.
> Learning By Doing. Kita melakukan sesuatu untuk pertama kali kemudian lihat apakah kita melakukan kesalahan.
> Improved Communication. User sering malas membaca dokumentasi yang dibuat secara tersstruktur. Meskipun mereka membaca kadang – kadang mereka tidak dapat menjalankan sistem secara praktis.
> Clarification of Partially-Known requirements. User sering mendapatkan ide yang lebih baik tentang apa yang lebih berguna bagi mereka dengan mencoba prototipe.
> Demonstration of consistency and completeness of spesification. Diperlukan untuk melihat apakah mekanisme sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan.
> Reduced need for documentation. Karena prototipe dapat digunakan untuk berlatih maka dapat mengurangi dokumentasi secara detil.
> Reduced maintenace cost. Ketika user tidak memberikan dapat memberikan saran atau perubahan pada tahap prototipe maka kemungkinan terjadinya perubahan pada tahap sistem beroperasi. Hal ini akan mengurangi biaya pembuatan prototipe.
> Feature Constraint. Jika aplikasi dibangun dengan menggunakan tool tertentu maka prototipe kemungkinan mempunyai fitur yang dapat dengan mudah diimplementasikan menggunakan tool tersebut.
> Production of expected result. Masalah umum yang terjadi dalam menjalankan tes adalah bukan menyediakan data melainkan keakuratan perhitungan seperti yang diharapkan. Pada tahap prototipe hal dapat diuji cobakan.
> User sometimes misunderstand the role of prototype. contohnya user menghendaki prototipe akan beroperasi sama dengan sistem yang ada.
> Lack of standar project possible terjadinya perubahan dalam pembuatan prototipe kadang – kadang mungkin hanya merupakan alasan untuk mencoba hal - hal  di luar standar yang ada.
> Lack of Control kadang tidak mudah mengontrol lyfe cycle dari suatu prototipe karena kita sering mencoba hal yang baru.
> Additional expense. membangun dan mempelajari prototipe mungkin akan menimbulkan hal baru. Oleh karena itu para ahli memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan prototipe akan membengkak minimal 10% dari perencaanaan awal.
> Machine efficiency keseluruhan sistem dimana prototipe itu dibangun, sesuai dengan kebutuhan user.
> Close proximity of developers prototipe sering artinya coding pihak pengembang sedekat mungkin dengan kebutuhan user. Tren yang terjadi adalah piha pengembang membuat coding dari pihak ketiga dengan pertimbangan biaya seperti india. Aturan pembuatan prototipe tidak memperbolehkan hal ini dilakukan.

Contoh prototipe :
Penggunaan prototipe COMET (Commercial Estimating System) pada Royal Dockyard. Dimana Royal Dockyard membutuhkan sistem ‘commercial management’  yang dapat meng-estimasi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan dan membandingkan dengan nilai kontrak yang ada. Staf yang bersangkutan tidak mempunyai pengalaman dengan metode yang digunakan. 
        Oleh cukup disadari bahwa itu sistem operasi yang akan diimplementasikan membantu proses estimasi user interface akan sangat berperan penting dalam pengoperasiannya. Untuk alasan ini maka penting artinya menggunakan prototipe sebagai pendekata.

Hasil dari prototipe :
Implikasi dari penggunaan prototipe kemungkinan akan dinilai pada tahap awal disain menggunakan SSADM, sebagai evaluasi pada prototipe adalah jumlah tampilan pada sistem doubled.
        Masalah utama adalah mengendalikan perubahan pada prototipe. Ada tiga kategori perubahan yang terjadi:
1.    Cosmetic (35% dari perubahan yang terjadi) seperti halnya perubahan sederhana pada tampilan yang sudah
a.    Diimplementasikan
b.    Direkam
2.    Local (60% dari perubahan yang terjadi)   ini melibatkan bagaimana suatu tampilan akan melakukan proses akan tetapi tidak berpengaruh pada bagian lain dari sistem yang ada. Ketika :
a.    Diimplementasikan
b.    Direkam
c.    Di backed-up sehingga mereka dapat dihapus pada tahap berikutnya jika diperlukan
d.    Di inspeksi sewaktu –waktu
3.    Global ( 5 % dari perubahan yang terjadi) perubahan terjadi pada lebih dari satu bagian dari proses. Semua perubahan harus dieveluasi sesuai dengan disain sebelum diimplementasikan.
    Kebutuhan pendukung penggunaan minimum seperti:
    - Standar pemrograman tingkat tinggi
    - Sistem operasi yang standar
    - Modul yang lebih kecil
Variabel parameter, contohnya item seperti nama organisasi, nama departemen dan rata-rata file yang bekerja tanpa intervensi dari programmer. Manajemen Sistem Database yang standar .


Sumber : Buku panduan kuliah STIKOM Surabaya.

Baca Artikel Terkait :

 
 
 
 


Singstright Hemat Energi


Move your mouse to go back to the page!